Batasansastra Arab pada masa sadr Islam dimulai dari masa kenabian sampai berakhirnya khulafaurrasyidin (1-38 H, 622-660 M). Sastra Pada periode ini dengan jelas menggambarkan kepada kita tentang kehidupan masyarakat Islam yang bergitu gemilang jauh dari kekacauan, sebuah lembaran sejarah yang paling indah, kita baca baris-barisnya yang akan menghembuskan aroma keikhlasan, memperlihatkan
Kehidupan mereka yang penuh lika-liku membuat karya-karya mereka sangat fenomenal Barangkali tidak banyak yang mengetahui kalau Arab adalah salah satu tempat yang melahirkan banyak penyair. Kebudayaan Arab sejak berabad-abad lampau sangat mengandalkan sastra syair. Puisi-puisi banyak dibuat baik oleh lelaki maupun perempuan. Bahkan kepandaian membuat syair menjadi salah satu cara untuk meningkatkan status sosial di era modern ada banyak penyair Arab. Mereka tidak banyak menuangkan gagasan lewat medium sastra, tapi juga melestarikan kebudayaan nenek moyangnya. Akun instagram menghimpun sastrawan dan sastrawati Arab serta karya-karya Nizar Qabbani 1923-1998 Nizar Qabbani adalah seorang penyair yang lahir di Damaskus, Suriah pada 21 Maret 1923. Ia berasal dari keluarga pedagang kelas menengah. Selain sebagai penyair, Nizar juga merintis karier sebagai diplomat di kantor Kementerian Luar Negeri Suriah, dan pernah bertugas di beberapa ibukota negara, seperti Beirut Lebanon, Kairo Mesir, Istanbul Turki, Madrid Spanyol, dan London Inggris.Nizar mulai menulis puisi sejak usia 16 tahun. Ia menerbitkan sendiri buku kumpulan puisi pertamanya berjudul The Brunette Told Me ketika berumur 19 tahun dan masih menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Damaskus tahun puisi itu adalah kumpulan dari bait-bait romantis yang memuat beberapa referensi mengejutkan tentang tubuh wanita, dan hal itu menciptakan gelombang kejut ke seluruh masyarakat konservatif di Damaskus. Hal itu disebabkan simpati dan empati yang mendalam dari Nizar terhadap nasib perempuan Suriah di kala itu yang selalu dikekang, baik fisik maupun begitu, Nizar Qabbani tetap dihormati dengan diberi julukan "Raja Penyair Arab", dan kematiannya dihadiri oleh banyak laki-laki dan perempuan di Damaskus pada 30 April Qabbani yang telah ditranslasi ke bahasa Inggris bisa dibaca di Mahmoud Darwish 1941-2008 Mahmoud Darwish merupakan penyair kelahiran Palestina pada 13 Maret 1941 di sebuah desa bernama Al-Birwa. Ia pernah diberi penghargaan sebagai Penyair Nasional Palestina karena karya-karyanya yang banyak menyuarakan awal kariernya sebagai penyair, ia menulis dengan teknik puisi Arab Klasik. Namun, di tahun 1970, ia mulai menulis sajak-sajak dengan gaya bebas. Sepanjang hidupnya, ia telah menerbitkan sebanyak 30 buku puisi dan 8 buku usia 17 tahun, Darwish bahkan menulis puisi tentang penderitaan pengungsi Pelestina, dan ketidakmungkinan mereka kembali pulang. Dari situlah ia kemudian banyak diundang untuk membacakan puisi-puisi di banyak festival puisi. Darwish juga seringkali diminta bekerja sebagai editor di beberapa perusahaan majalah dan surat kabar, seperti Al-Jadid dan Al-Fajr. Ia wafat di Texas, Amerika Serikat, pada 9 Agustus 2008 setelah tiga hari dirawat pasca operasi Mahmoud Darwish yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Anis Mansour 1925-2011 Anis Mansour dikenal sebagai penyair Mesir. Ia lahir di sebuah kota bernama Al-Mansoura artinya Berjaya. Selain meniti karier dalam bidang sastra, ia juga bekerja sebagai Jurnalis dan dimulai pasca ia lulus dari Universitas Kaior pada 1947. Ia masuk menjadi staf di surat kabar Al Asas di Mesir. Lalu melanjutkan karier jurnalisnya di media massa bernama Rose Al-Yousef, Al Ahram, Akher Saa, yang ketiganya berkantor di Mesir. Tercatat ada 170 buku yang telah ia tulis dan telah diterjemahkan ke bahasa lain, seperti Perancis, Jerman, dan Rusia. Untuk karya terjemahan, ia sukses menerjemahkan 200 lebih cerita pendek dari berbagai bahasa dunia ke dalam bahasa menarik, ia pernah menulis buku berjudul "Berkeliling Dunia Selama 200 Hari". Buku itu adalah risalah perjalanannya keliling dunia pada awal 1960-an. Negara-negara yang dikunjunginya antara lain India, Jepang, hingga Amerika Serikat. Pada tanggal 21 Oktober 2011, Anis diberitakan meninggal dunia di Mesir pada usia 87 Kahlil Gibran 1883-1931 Siapa yang tidak kenal Kahlil Gibran? Penyair kelahiran Lebanon ini telah menginspirasi banyak penyair dunia. Karya-karya kerap kali menjadi bahan untuk menulis surat cinta bagi lahir di sebuah kota kecil bernama Bsharri di Lebanon. Ia dibesarkan dari keluarga Katolik Maronite. Pada tahun 1895 keluarganya pindah ke Boston, Amerika Serikat. Di sanalah ia menekuni studi seni dan penulisan Gibran banyak disebut sebagai gaya romantik. Ia pandai menulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris. Itulah yang membuatnya semakin dikenal oleh dunia. Bahkan di Lebanon ia dianggap sebagai pahlawan Gibran yang masih dibaca dan diterbitkan hingga kini seperti Sang Nabi, Sayap-Sayap Patah, dan Surat-Surat Cinta Kepada May Ziadah. Di tahun 2009, seorang jurnalis Amerika Serikat, Joan Acocella menulis di The New Yorker mengenai sosok Gibran. Ia menyebut bahwa karya-karya Gibran merupakan karya terbaik ketiga dalam hal penjualan setelah karya-karya William Shakespear dan Gibran dinyatakan wafat di New York pada usia 48 tahun karena penyakit liver dan Nazek Al Malaika 1923-2007 Nazek Al Malaika adalah penyair perempuan yang banyak menginspirasi. Ia merupakan penyair Irak paling terkenal yang menggunakan teknik syair memiliki ibu yang juga seorang penyair, sementara ayahnya berprofesi sebagai guru. Dengan kedua orangtuanya yang memiliki latar akademis, Nazek belajar untuk menulis puisi. Ia menulis puisi pertamanya di usia yang sangat muda, yaitu 10 menempuh pendidikan seni di Universitas di Bagdad, ia juga mengambil kuliah perbandingan sastra di Universitas Wisconsin di Amerika Serikat. Kemudian Nazek melanjutkan studi di program studi Seni Murni di Departemen Musik di Almamater yang kumpulan puisi pertamanya berjudul The Night's Lover yang terbit setelah ia lulus kuliah di Bagdad. IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
ImamSyafii dikenal sebagai salah seorang dari empat imam madzhab tetapi tidak banyak yang tahu bahwa ia juga seorang penyair. Beliau seorang yang fasih lisannya, amat menyentuh kata-katanya, menjadi hujjah di dalam bahasa 'Arab. Hal ini dapat dimengerti, karena sejak dini, beliau sudah tinggal dan berinteraksi dengan suku Hudzail yang merupakan suku arab paling fasih kala itu.
Syair Abu Tammam Tentang Cintaفقد قلبتَ بدموعي معشرَ حُبٍّوجَنونٍ وتعبٍ وحيرةِ خطوبKamu telah merubah hidupku dengan air mataku,Kegilaan, kelelahan, dan kebingungan yang menyertai شعري كما بكايَ يعبرُفيا ليت قلبي كما شعري يحويSeandainya puisiku bisa menyatakan kesedihanku,Andai hatiku bisa mengungkapkan JUGA Kumpulan Syair RUMIتوّدتْ كأنَّ الخمرَ قد غدا حَرامًاأو كما لو اصطدمَ السّيفُ بالسّيفِAku terguncang seolah-olah anggur menjadi haram,Atau seperti pedang yang bertabrakan dengan لي إنَّ المحبّةَ لذّةٌأنت تدركُ محبوبًا وليس يدركُكَMereka mengatakan bahwa cinta adalah kenikmatan,Kamu mengejar kekasih, tetapi dia tidak لكنْ أمرُّ بغيرِ شفيعٍوأشكو إليك لمن غيرِ أذنٍ وأخبرAku mengejar dengan tujuan yang berbeda,Dan aku mengeluh padamu dengan siapa yang tidak dapat mendengar dan adalah syair Abu Tammam tentang cintaيا أَيُّهَا اللَّذِينَ أَحْرَقْتُمْ قُلُوبَكُمْفَمُحِبَّتُهُمْ لا تَنْطَفِي بِظُلْمٍWahai orang-orang yang membakar hati kalian,maka cinta mereka tidak akan padam dengan بِأَحِبَّتِكُمْ وَلَوْ بِجِدٍّفَالْجُفَا يُذْهِبُ الْمَحَبَّةَ وَالْوِدُّBerlaku lembutlah dengan orang yang kalian cintai meskipun dengan kesungguhan,karena jauhnya rasa kasih sayang dapat menghilangkan rasa الَّذِي جَعَلَ الْمَحَبَّةَ دِينَهُمْوَالْمُحِبُّونَ لَيْسُوا إِلاَّ فِي مَحَبَّتِهِمْMaha Suci Allah yang menjadikan cinta sebagai agama mereka,dan orang yang mencintai tidak lain hanyalah dalam kecintaan الْعَاشِقَ يَرْضَى بِالْجَفَا وَيَسْتَبِينُهُوَيَرْضَى بِكُلِّ مَا جَاءَ مِنْ مَحَبَّتِهِمْKamu dapat melihat seseorang yang mencintai akan menerima penolakan,dan akan merasa senang dengan segala bentuk kasih sayang yang فِي اللَّيْلِ وَفِي النَّهَارِ صَوْتٌوَلَكِنْ لَيْسَ يَرْدُونَ وَيَجِيبُونَ الْوَدَّKalian akan memanggil mereka pada malam dan siang hari, namun suara kalian tidak dijawab,jadi jika mereka mendengar panggilan tetapi tidak membalas, maka tunggu saja kasih sayang كَانُوا يَسْمَعُونَ النِّدَاءَ وَلاَ يَرْدُونَهُفَقَدْ نَصَحْتُكُمْ بِأَنْ تَنْتَظِرُوا الْوُدَّتَعَلَّمُوا فِي الْمَحَبَّةِ مِنْ عَاشِقٍفَإِنَّ الْمَحَبَّةَ تَجِبُ الْوِفَاءَ وَالْوُدَّPelajari tentang cinta dari seseorang yang mencintai,karena cinta membutuhkan kesetiaan dan kasih الْمَحَبَّةَ أَصْلُ الْمَعَادِ وَالسُّرُورِوَالْعَشِيقُ لا يَجِدُ سِوَى الْحَزَنَ وَالْوَجْدَCinta adalah akar dari kebahagiaan dan kepuasan,namun orang yang mencintai tidak akan menemukan kebahagiaan kecuali dalam kesedihan dan أَشَدَّ حَرَقَةَ الْمَحَبَّةِ فِي النَّفْسِوَمَا أَعْذَبَ حَلاَوَةَ الْوُصَالِ لِلْمُحِبِّTidak ada yang lebih menyakitkan dari cinta dalam hati,tetapi tidak ada yang lebih manis dari pertemuan bagi mereka yang الْمَحَبَّةُ شُعْورٌ يَغْمِرُ الْقَلْبَ بِالْفَرَحِوَيَجْعَلُ الْعَاشِقَ يَسْبِحُ فِي الْحَبِّ وَالْوُدِّCinta adalah perasaan yang memenuhi hati dengan kebahagiaan,dan membuat orang yang mencintai merenung dan terpesona dengan cinta dan kasih الْعَاشِقُ مُتَيَّمًا بِمَحَبَّتِهِبَلْ يَتَحَدَّثُ الْقَلْبُ وَيَرْتَجِفُ بِالْوُدِّOrang yang mencintai tidak terobsesi dengan cintanya,melainkan hati mereka berbicara dan bergetar dengan rasa kasih أَحَبَّ الْعَاشِقُ فَقَدْ حَقَّقَ الْحَيَاةَوَإِنْ كَرِهَ فَقَدْ أَفْنَى الْعُمْرَ بِالْجُفَا وَالْوَدِّJika seseorang mencintai, maka ia telah menemukan makna sejati dalam hidup,namun jika ia membenci, maka ia hanya membuang-buang waktu dengan kesedihan dan الْمُحِبِّ وَأَحْسِنُوا الْعَشِيرَةَفَالْمَحَبَّةُ تَمْنَحُ الْوُدَّ وَالْفَرَحَ وَالسُّرُورَKasihanilah orang yang mencintai dan bersikaplah baik terhadap mereka,karena cinta memberikan kasih sayang, kebahagiaan, dan kegembiraan.
Kesimpulan Setelah melihat uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegitan kritik sastra pada masa Abbasiyah sudah cukup matang. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mencakup sosial, budaya, politik dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian kritik sastra pada masa ini sudah bisa dikatan kritik sastra yang sudah tersistematiskan.
Imâm Syâfi’i rahimahullâh wafat 204-H berkata dalam bait syairnya أَتَهْزَأُ بِالدُّعَاءِ وَتَزْدَرِيْهِ ** وَمَا تَدْرِيْ بِمَا صَنَعَ الْدُّعَاءُ “Apa engkau mencemooh do’a dan meremehkannya? ** Kau tidak tahu apa yang mampu dilakukan oleh do’a.” سِهَامُ اللَّيْلِ لاَ تُخْطِي ** لَهَا أَمَدٌ وَلِلْأَمَدِ انْقِضَاءُ “Panah malam yakni dua tangan yang menengadah pada Allâh di malam hari tak akan pernah kembali dengan sesuatu yang hampa ** Dia memiliki tujuan, dan setiap tujuan pasti memiliki akhir pemberhentian.” Bait syair di atas menggambarkan betapa do’a, bagi seorang mukmin, merupakan harapan terbesar yang senantiasa ada menemani dalam setiap problem kehidupan yang dihadapinya. Ketika tidak sedikit orang telah pupus dalam harapan, hancur dalam mimpi dan asa, seorang mukmin selalu optimis dan yakin bahwa di sana selalu ada jalan untuk keluar, selalu ada keajaiban ilahi yang bisa terjadi melalui do’a. Bukankah Allâh, sebagai Pemilik alam semesta ini dengan segenap keajaibannya telah mengikrarkan sebuah janji وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ “Dan jika hamba-Ku bertanya padamu tentang-Ku, maka ketahuilah bahwasanya Aku ini dekat. Aku menjawab setiap do’a dari orang yang berdo’a hanya kepada-Ku.” [QS. Al-Baqarah 186] Jangan pernah menyangka bahwa do’a hanya datang dengan hasil nihil. Tidak jarang, apa yang mampu dihasilkan oleh do’a justru lebih besar dan lebih bermanfaat dari apa yang kita pinta dalam do’a tersebut. Kalaupun jawaban dari suatu panjatan do’a tidak sesuai dengan harapan, maka yakinlah bahwa ganjaran pahala yang dihasilkan oleh do’a yang tulus pada ilahi, pasti memiliki nilai yang jauh lebih besar. Itu sebabnya Umar bin Khaththab radhiallâhu’anhu mengatakan “Demi Allâh, aku tidak terlalu perduli dengan hasil atau jawaban dari do’aku, karena itu ada di tangan Dzat yang Mahakuasa, yang aku pikirkan dan senantiasa harapkan adalah kesempatan untuk bisa selalu berdo’a, karena jika aku telah diberi taufik untuk berdo’a, maka jawaban itu pasti adanya entah itu sesuai harapan atau tidak, karena boleh jadi, apa yang kita harapkan belum tentu baik bagi kita. Allâh-lah yang Mahamengetahui, jawaban apa yang terbaik bagi seorang hamba dengan do’anya.” *** Mataram, 13-03-2013 Jo Saputra “Abu Ziyan” Halim
dudukbersimpuh berkawan malam. Terpejam mata, tanpa bersuara, menghayati getaran jiwa Rindu,Hanya mampu kuucapkan dalam sendu, h anya bulan yang sudi menemani malamku, Sepi dan sayu,Sepi sungguh malam ku.. Sekelebat bayang membentur sukma, menusuk jarum menggelitik malam, sedetik ditelan hening. hilang entah kmana