Budidayaudang windu dengan pola semi-intensif di tambak tanah sulfat masam yang terlebih dahulu diremediasi dapat mencapai sintasan 57,46% dengan padat penebaran 80.000 ekor/ha. Hal ini tidak jauh berbeda dengan sintasan pada budidaya udang vanamei pada tambak tanah mineral pola tradisional plus yaitu 60%--70% dengan padat penebaran yang sama. Udang Windu disebut juga dengan nama lain Giant Tiger udang harimau raksasa, semacam udang harimau hitam, semacam udang pemimpin, sugpo dan semacam udang rumput adalah suatu binatang laut, binatang berkulit keras yang secara luas dibesarkan untuk makanan. Distribusi penyebaran alami di Pasifik barat Indonesia, mulai antara pantai Afrika, dari Semenanjung Arab sampai Asia Tenggara, dan Laut Jepang. Mereka dapat juga ditemukan di Australia, dari Austria timur, dan sejumlah kecil mempunyai koloni di Laut Tengah melalui Terusan Suez. penyeberan populasi lebih lanjut di Hawaii dan Lautan Atlantik termasuk Amerika Serikat Florida, Georgia dan South Carolina. Kingdom Animalia Filum Arthropoda Subfilum Crustacea Kelas Malacostraca Ordo Decapoda Famili Penaeidae Genus Penaeus Spesies Penaeus monodon Morfologi bentuk tubuh udang dari bentuk tubuh udang windu terdiri dari dua bagian yaitu bagian depan dan bagian belakang, bagian depan disebut bagian kepala yang sebenarnya terdiri dari bagian kepala dan dada yang menyatu itu dinamakan kepala-dada cepholothorax serta bagian perut abdomen terdapat ekor dibagian belakangnya. Semua bagian badan beserta anggota-anggotanya terdiri dari ruas-ruas segmen kepala dada terdiri dari 13 ruas yaitu kepalanya sendiri 5 ruas dan dadanya 8 ruas sedangkan bagian perut terdiri dari 6 ruas. Tiap ruas badan mempunyai sepasang anggota badan yang beruas-ruas pula seluruh tubuh tertutup oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton yang terbuat dari bahan chitin. Kerangka tersebut mengeras, kecuali pada sambungan-sambungannya antara dua ruas tubuh yang berdekatan. Hal ini memudahkan mereka untuk bergerak Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi untuk P monodon. Bagian kepala lainnya adalah sepasang mata majemuk mata facet bertangkai dan dapat digerakkan, mulut terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang mandibula yang kuat, sepasang sungut besar atau antena, dua pasang sungut kecil atau antennula, sepasang sirip kepala Scophocerit, sepasang alat pembantu rahang Maxilliped, dan lima pasang kaki jalan pereopoda, kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan chela. Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang. Bagian badan tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang pleopoda yang melekat pada ruas pertama sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas uropoda. Di antara ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson. Organ dalam yang bisa diamati adalah usus intestine yang bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas keena. Reproduksi perbedaan jenis kelamin udang windu. Udang jantan dan udang betina dapat dibedakan dengan melihat alat kelamin luarnya. Alat luar jantan disebut petasma, yang terdapat pada kak renang pertama. Sedangkan lubang saluran kelaminnya terletak diantara pangkal kaki jalan ke-4 dan ke-5. Sedangkan lubang saluran kelaminnya terletak diantara pangkal kaki jalan ke-3. Alat kelamin primer yang disebut gonad terdapat didalam bagian kepala dada. Pada udang jantan yang dewasa gonad akan menjadi testes yang berfungsi sebagai penghasil mani sperma. Sedangkan pada udang betina gonad akan menjadi ovarium indung telur yang berfungsi untuk menghasilkan telur dan Ovarium yang telah matang akan meluas sampai ke ekor. Sperma yang dihasilkan oleh udang jantan pada waktu kawin akan dikeluarkan dalam kantung seperti lender yang dinamakan spermatophora kantung sperma. Dengan bantuan petasma, spermatophora dilekatkan pada thelicum udang betina bertelur spermatophora akan pecah dan sel-sel spermanya akan membuahi telur di luar badan induknya. Sifat dan kebiasaan hidup udang windu di windu mempunyai sifat nocturnal artinya udang aktif bergerak dan mencari makan pada suasana yang gelap atau redup bila sinar terlalu cerah udang akan diam berlindung di dasar perairan oleh karena itu udang perlu diberi pakan lebih banyak pada sore hari dan malam hari sedangkan saat siang yang cerah hanya sedikit pakan yang dibutuhkan. Udang windu lebih suka tinggal di dasar perairan bentik atau menempel pada sesuatu benda di dalam air jenis ini pun peka terhadap kondisi dasar tambak yang kotor dan busuk yang menyebabkan udang lekas stress. Umumnya udang dan semua bangsa krustasea bersifat kanibal, yaitu memangsa sesama jenis yang lebih lemah kondisinya misalnya udang yang sedang dalam proses ganti kulit seringkali dimakan oleh udang lain. Udang berukuran lebih kecil dimakan oleh udang besar terutama bila dalam keadaan kurang makan. Udang berganti kulit secara periodik pada proses ganti kulit badan udang berkesempatan untuk bertumbuh besar secara nyata. Udang muda lebih sering ganti kulit ketimbang udang tua sehingga udang muda lebih cepat tumbuh ketimbang yang tua. Pada waktu masih benih, udang bersifat euryhaline yang sangat tahan terhadap fluktuasi kadar garam oleh sebab itu udang windu dapat dipelihara di tambak dengan kadar garam bervariasi. Dari kisaran salinitan 3 – 5 promil di tambak yang jauh dari laut hingga dalam tambak dekat laut berkadar salinitas 20 – 30 promil. Di tambak yang berair dangkal daya tahan terhadap goncangan suhu juga cukup besar. Di malam hari suhu dapat mencapai 22 °C atau dibawah 25 °C namun di siang hari terutama musim kemarau mungkin suhu sering mencapai 31 °C meskipun demikian udang windu tetap dapat tumbuh dengan cukup baik. Habitat dan perkembangbiakan udang winduHabitat udang berbeda-beda tergantung dari jenis dari persyaratan hidup dari tingkatan-tingkatan dalam daur hidupnya. Udang windu P. monodon bersifat euryhaline yakni bisa hidup di laut yang berkadar garam tinggi hingga perairan payau yang berkadar garam rendah. Udang winduP. monodon juga bersifat benthik, yaitu hidup pada permukaan dasar laut yang lumer soft terdiri dari campuran lumpur dan pasir terutama perairan berbentuk teluk dengan aliran sungai yang besar dan pada stadium post larva ditemukan di sepanjang pantai dimana pasang terendah dan tertinggi berfluktuasi sekitar 2 m dengan aliran sungai kecil, dasarnya berpasir atau pasir lumpur. Golongan hewan ini bersifat diesis ada jantan dan betina dan pembuhan berlangsung di dalam tubuh betina fertilisasi internal. Telur menetas menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang dan bersilia. Untuk dapat menjadi dewasa, larva hewan akan mengalami pergantian kulit ekdisis berkali-kali. Udang windu yang sudah dewasa akan memijah dilaut lepas, sedangkan udang muda juvenile bermigrasi dari laut lepas ke daerah pantai. Di alam, udang dewasa kawin dan memijah pada kolom perairan lepas pantai kedalaman kurang lebih 70 m bagian selatan, tengah dan utara Amerika dengan suhu 26–28°C dan salinitas ±35 ppt. Setelah telur-telur menetas, larva hidup di laut lepas mejadi bagian dari zooplankton. Saat stadium post larva mereka bergerak ke daerah dekat pantai dan perlahan-lahan turun ke dasar di daerah estuari dangkal. Perairan dangkal ini memiliki kandungan nutrient, salinitas dan suhu yang sangat bervariatif dibandingkan dengan laut Gambar Google PictureTag Post udang windu. harga udang windu, gambar udang windu, ciri ciri udang windu, nama latin udang windu, udang windu disebut juga dengan, udang windu besar, budidaya udang windu, udang windu laut, warna bahu udang windu adalah, harga udang windu 2020, resep udang windu, olahan udang windu, udang windu harga, pakan udang windu, udang windu adalah, udang windu hidup di air, habitat udang windu, morfologi udang windu, klasifikasi udang windu,, udang windu hidup di air, udang windu disebut juga dengan, udang windu adalah, harga udang windu, gambar udang windu, budidaya udang windu, udang windu bandeng belanak mujair nila kakap putih kerapu merupakan komoditi yang dapat hidup di, udang windu hidup di, udang windu besar, udang windu tiger, makanan udang windu agar cepat besar, manfaat udang windu, morfologi udang windu, makalah budidaya udang windu, makalah udang windu, masak udang windu, masa panen udang windu, makanan udang windu, masakan udang windu, meski harganya lebih murah dari udang windu, budidaya udang windu, bandeng dan udang windu termasuk jenis ikan yang dipelihara pada, bibit udang windu, budidaya udang windu di kolam terpal, budidaya udang windu dengan pakan alami, bentuk udang windu, budidaya udang windu air tawar, beda udang windu dan vaname, budidaya udang windu pdf, budidaya udang windu di rumah, nama latin udang windu, nilai ekonomis udang windu, kandungan nutrisi udang windu, pupuk organik nasa untuk udang windu, pakan alami dari udang windu adalah, pakan udang windu, perbedaan udang windu dan vaname, panen udang windu, pakan alami udang windu, pakan udang windu terbaik, pengertian udang windu, penyakit udang windu, pembenihan udang windu, perbedaan udang flower dan udang windu, latar belakang udang windu, laporan pkl pembenihan udang windu, laporan udang windu, laporan praktikum udang windu, logo udang windu, lemak udang windu, limbah kulit udang windu, harga udang windu laut, perbedaan udang windu laut dan tambak, harga udang windu lampung timur, tari udang windu, tambak udang windu, ternak udang windu, tinjauan pustaka udang windu, teknik pembenihan udang windu, taksonomi udang windu, tari udang windu berasal dari, ternak udang windu di kolam terpal, tingkah laku udang windu, teknik budidaya udang windu, siklus hidup udang windu, sni udang windu, skripsi udang windu, sop budidaya udang windu, salinitas udang windu, salinitas untuk udang windu, size udang windu, supplier udang windu, seleksi induk udang windu, sop pembenihan udang windu, jurnal udang windu, jual bibit udang windu air tawar, jenis udang windu, jurnal klasifikasi udang windu, jurnal morfologi udang windu, jurnal budidaya udang windu, jual bibit udang windu surabaya, jual udang windu, jurnal pembenihan udang windu, jurnal habitat udang windu, harga udang windu, habitat udang windu, harga bibit udang windu, harga pakan udang windu, harga udang windu tiger, harga udang windu surabaya, harga udang windu size 10, harga udang windu di jepang, harga udang windu sidoarjo, harga udang windu per kilo, gambar udang windu, gambar udang windu besar, gambar udang windu kartun, gambar morfologi udang windu, gambar dari udang windu, gambar foto udang windu, gimana budidaya udang windu, gambar budidaya udang windu, gambar bagian udang windu, induk udang windu, ikan bandeng dan udang windu hidup di air, indukan udang windu, ikan air tawar udang windu, bandeng dan udang windu termasuk jenis ikan yang dipelihara pada, budidaya udang windu intensif, harga udang windu hari ini, dunia perairan, blog dunia perairan, biota dunia perairan.
KlasifikasiUdang Windu. Udang windu memiliki nama Latin Penaeus monodon Fabricius, dengan nama Inggrisnya yaitu giant tiger prawn atau tiger prawn. Udang jenis ini termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, subfilum Crustacea, kelas Malacostraca, ordo Decapoda, famili Penaeidae, genus Penaeus, dan spesies Penaeus monodon.
Udang windu adalah udang yang hidupnya di air payauudang galah hidupnya di air tawar tapi udang galah mau bertelur itu hidupnya di air payau juga Udangwindu sebenarnya adalah satwa laut namunberkat teknologi modern akhirnyapembudidayaannya bisa dilakukan di air udang galah adalah udang airtawar, biasanya yang kita tahu udang ini bisadidapatkan dari sungai. udang windu corak nya itu mirip harimau karena nama nya dalam bahasa Inggris disebut tiger shrimp kalo udang galah pug capit yang panjang dan nama nya dalam bahasa Inggris disebut sebagai Giant fresh water shrimp
Indonesiaadalah udang windu dan udang vaname, sedangkan jenis udang lainnya digunakan untuk keperluan pasar dalam negeri (Kementerian Perdagangan, 2013). Program revitalisasi udang tahun 2005 menyatakan bahwa luas tambak udang windu air payau dengan luas 140 ha (40% dari luas tambak air payau) dialihkan ke
Udang windu Penaeus monodon merupakan asli Indonesia yang harus tetap dikembangkan. Meskipun saat ini, produksinya masih kalah dengan udang vannamei Litopenaeus vannamei, tetapi pasar untuk udang windu masih terbuka lebar, sehingga tetap perlu didukung dengan ketersediaan induk dan benih yang kontiyu. Udang windu merupakan salah satu komoditas unggulan di Asia FAO 2008. Hal ini dikarnakan udang windu memiliki beberapa kelebihan, diantaranya memiliki ukuran panen yang lebih besar, rasa yang manis, gurih, dan kandungan gizi yang tinggi. Besarnya potensi budidaya dari udang windu memacu para petambak untuk memaksimalkan produksi Amri 2003. Dalam dunia perdagangan, udang windu Penaeus monodon dikenal dengan sebutan udang pancet, jumbo tiger prawn, giant tiger prawn, black tigerprawn atau black tiger shrimp Murtidjo, 2003. Udang Windu Penaeus monodon merupakan crustasea, pertumbuhan dan reproduksi crustasea diatur oleh kombinasi hormone neuropeptide, ecdysteroids hormone moulting dan metil farnesoeate isoprenoid MF. Pertumbuhan pada udang merupakan penambahan protoplasma dan pembelahan sel yang terus menerus pada waktu ganti kulit. Secara umum dinyatakan bahwa laju pertumbuhan Crustacea merupakan fungsi dan frekuensi ganti kulit dan pertambahan berat badan setiap proses ganti kulit Moulting. Ciri udang mengalami pertumbuhan adalah dengan adanya peroses moulting ganti kulit, biasanya cara untuk mempercepat proses moulting dengan cara ablasi, namun cara ini tidak dapat dilakukan pada benur udang dikarnakan ukurun benur yang masih sangat kecil. Selain ablasi proses moulting pada udang dapat dilakukan melalui penambahan ecdysteron. Dengan diketahui titer ecdysteron pada proses moulting pada udang, maka proses ini dapat diatur melalui pemberian ecdyteron pada udang Gunamalai 2006. Keberadaan udang windu Penaeus monodon di Indonesia saat ini memang hampir kalah bersaing dengan udang vannamei Litopenaeus vannamei. Meskipun harganya sedikit lebih tinggi dari udang vannamei, namun udang windu Penaeus monodon dinilai lebih sulit dalam proses budidayanya. Oleh sebab itu udang vannamei Litopenaeus vannamei menjadi primadona budidaya di Indonesia. Direktur jenderal perikanan budidaya kementerian kelautan dan perikanan KKP Slamet Subiyakto menjelaskan, meski petani banyak yang berminat untuk membudidayakan udang vannamei Litopenaeus vannamei, namun udang windu justru dinilai memiliki peluang pasar lebih besar KLASIFIKASI UDANG WINDU Kingdom Animalia Fillum Arthropoda Subfillum Crustacea Kelas Malacostraca Ordo Decapoda Famili Penaeidae Genus Penaeus Spesies Penaeus monodon MORFOLOGI UDANG WINDU Secara morfologi, tubuh udang windu terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian kepala hingga dada dan abdomen yang meliputi bagian perut dan ekor. Bagian kepala dada disebut cephalothorax, dibungkus kulit kitin yang tebal yang disebut carapace. Bagian ini terdiri dari kepala dengan 5 segmen dan dada dengan 8 segmen. Bagian abdomen terdiri atas 6 segmen dan 1 telson Murtidjo 2003. Bagian kepala, dada terdapat anggota-anggota tubuh lain yang berpasang – pasangan berturut-turut dari muka kebelakang adalah sungut kecil antennula, sirip kepala Scophocerit, sungut besar antenna, rahang mandibulla, alat-alat pembantu rahang maxilla yang terdiri dari dua pasang maxilliped yang terdiri atas tiga pasang, dan kaki jalan periopoda yang terdiri atas lima pasang, tiga pasang kaki jalan yang pertama ujung-ujungnya bercapit yang dinamakan chela Suyanto dkk 2003. Bagian perut terdapat lima pasang kaki renang pleopoda, pada ruas ke enam kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas uropoda. Ujung ruas keenam kearah belakang membentuk ekor telson Suyanto dkk 2003. Udang windu termasuk hewan heterosexual yaitu mempunyai jenis kelamin jantan dan betina yang dapat dibedakan dengan jelas. Jenis udang windu betina dapat diketahui dengan adanya telikum pada kaki jalan ke-4 dan ke-5. Telikum berupa garis tipis dan akan melebar setelah terjadi fertilisasi. Sementara jenis kelamin udang windu jantan dapat diketahui dengan adanya petasma yaitu tonjolan diantara kaki renang pertama Murtidjo 2003. Tubuh udang windu terdiri dari dua bagian yaitu kepala dan dada cephalothorax dan perut abdomen. Pada bagian cephalothorax terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas kepala dan 8 ruas dada. Bagian kepala terdiri dari antenna, antenulle, mandibula dan 6 dua pasang maxillae. Kepala dilengkapi dengan 3 pasang maxilliped dan 5 pasang kaki jalan periopoda. Bagian perut atau abdomen terdiri dari 6 ruas yang tersusun seperti genting. Pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang Pleopod dan sepasang uropods mirip ekor yang membentuk kipas bersama-sama telson yang berfungsi sebagai alat kemudi Tricahyo, 1995. Tubuh udang windu dibentuk oleh 2 cabang biramous, yaitu exopodite dan endopodite. Udang windu mempunyai tubuh berbuku-buku dan aktifitas berganti kulit luar atau eksoskleton secara perodik yang biasa disebut dengan istilah moulting Mujiman dan Suyanto, 1999. Udang penaeid dapat dibedakan dengan yang lainnya oleh bentuk dan jumlah gigi pada rostrumnya. Udang windu mempunyai 2-4 gigi pada bagian tepi ventral rostrum dan 6-8 gigi pada tepi dorsal Mujiman dan Suyanto, 1999. Udang windu betina mempunyai thelicum sebagai alat reproduksinya. Letak thelicum berada diantara pangkal kaki jalan ke-4 dan ke-5 dengan lubang saluran kelaminnyua terletak diantara pangkal kaki ke-3. Sedangkan alat kelamin udang jantan disebut petasma yang terletak pada kaki renang pertama. Udang windu bersifat kanibalisme yaitu suka memangsa jenisnya sendiri. Hal ini terjadi jika udang windu kekurangan pakan. Morfologi udang windu warna carapace dan bagian tubuh bergaris-garis tebal melintang berwarna merah dan putih. Antena berwarna coklat keabu-abuan. Kaki jalan dan kaki renang berwarna coklat dan pinggirnya merah. Bila berada di tambak terutama yang dangkal, warnanya berubah menjadi coklat tua atau gelap dan sering berwarna kehitam-hitaman Sudarmini dan Sulistiyono, 1988. HABITAT UDANG WINDU Udang windu bersifat bentik, dan menyukai dasar perairan yang lembut, biasanya terdiri dari campuran lumpur dan pasir. Udang windu lebih suka bersembunyi di rumpon dan membenamkan diri dalam lumpur pada saat moulting, hal ini dilakukan udang untuk menghindari pemangsaan. Menurut Mudjiman 2003, udang dewasa bertelur di laut kemudian larva yang menetas bergerak ke daerah muara. Semakin dewasa udang akan bergerak secara berkelomok menuju ke laut untuk melakukan perkawinan. Udang windu tersebar di sebagian besar daerah Indo-Pasifik Barat, Afrika Selatan, Tanzania, Kenya, Somalia, Madagaskar, Saudi Arabia, Oman, Pakistan, India, Bangladesh, Srilangka, Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Philipina, Hongkong, Taiwan, Korea, Jepang, Australia, dan Papua Nugini Khairul Amri, 2003. REPRODUKSI UDANG WINDU Jenis kelamin jantan dan betina dari udang windu, dapat dilihat dari alat kelamin luarnya dan kaki jalan periopod. Alat kelamin jantan disebut petasma, yang terdapat pada kaki renang pertama, sedangkan lubang saluran kelaminnya gonophore terletak diantara pangkal kaki jalan ke tiga. Alat kelamin betina disebut thelycum, terletak di antara kaki jalan keempat dan kelima Pratiwi, 2008. Alat kelamin utama disebut dengan gonad terdapat di dalam bagian cephalotorax. Pada udang jantan dewasa, gonad akan menjadi testis yang berfungsi sebagai penghasil mani sperma. Pada udang betina, gonad akan menjadi indung telur ovarium, yang berfungsi menghasilkan telur. Ovarium yang telah matang akan menghasilkan telur yang banyak. Telur akan merekat pada ovarium dan terangkai seperti buah anggur yang meluas sampai ekor. Sperma yang dihasilkan oleh udang jantan, pada waktu kawin akan dikeluarkan dalam kantung seperti lendir yang dinamakan kantung sperma spermatophora. Spermatophora dilekatkan pada thelicum udang betina dan disimpan terus disana hingga saat peneluran dengan bantuan petasma. Apabila udang betina bertelur, spermatophora akan pecah dan sel-sel sperma akan membuahi telur di luar badan induknya Pratiwi, 2008 Pemijahan di alam terjadi sepanjang tahun dengan puncak-puncak tertentu pada awal dan akhir musim penghujan. Penurunan kadar garam pada awal dan kenaikan pada akhir musim penghujan dibarengi dengan perubahan suhu yang mendadak diduga memberi rangsangan pada induk yang matang telur untuk memijah. Pada saat inilah benur dapat ditangkap pada jumlah yang besar. Sedangkan pada pembenihan buatan prinsipnya diperlukan induk betina matang telur yang sudah dikawini oleh udang jantan di dalam bak peneluran atau didalam bak larva. Langkah berikutnya adalah menetaskan telur dan memelihara larva dari hasil tetasan tersebut sampai mencapai tingkat post larva umur 5-10 hari Prawidihardjo et al. dalam Poernomo, 1976. FISIOLOGI UDANG WINDU Daya tahan hidup organisme dipengaruhi oleh keseimbangan osmotik antara cairan tubuh dengan air media lingkungan hidupnya. Pengaturan osmotik itu dilakukan melalui mekanisme osmoregulasi. Mekanisme ini dapat dinyatakan sebagai pengaturan keseimbangan total konsentrasi eklektrolit yang terlarut dalarn air media hidup organisme. Osmoregulasi ini erat kaitannya dengan daur hidup udang windu tersebut. Udang Windu memiliki dua lingkungan dalam daur hidupnya yakni laut dan estuary muara sungai Musida, 2015. Udang windu mempunyai tekanan osmotik yang berbeda dengan lingkungannya, oleh karena itu udang harus mencegah kelebihan air atau kekurangan air, agar proses-proses fisiologis didalam tubuhnya dapat berlangsung dengan normal Musida, 2015. TINGKAH LAKU DAN CIRI-CIRI UDANG WINDU Udang windu Penaeus monodon memiliki sifat-sifat dan ciri khas yang membedakannya dengan udang-udang yang lain. Udang windu Penaeus monodon bersifat Euryhaline, yakni secara alami bisa hidup di perairan yang berkadar garam dengan rentang yang luas, yakni 5-45%. Kadar garam ideal untuk pertumbuhan udang windu Penaeus monodon adalah 19-35%. Sifat lain yang juga menguntungkan adalah ketahanannya terhadap perubahan temperature yang dikenal dengan eurythemal Suryanto dkk 2004. Boyd 1998, menyatakan bahwa selama proses moulting udang menyerap Kalsium dan Magnesium. Kandungan zat tersebut sangat dibutuhkan dalam jumlah yang tinggi. Pergantian kulit ini merupakan indikator terjadinya pertumbuhan. Selama udang berganti kulit biasanya udang tidak bernafsu makan, udang tidak banyak bergerak dan dalam kondisi yang lemah. Ada 3 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada Udang Windu, yaitu faktor fisika, faktor kimia dan faktor biologi. Udang windu bersifat omnivora dan seringkali bersifat kanibal karena memakan udang yang sedang moulting. Udang windu tergolong hewan nocturnal karena sebagian besaraktifitasnya seperti makan dilakukan malam hari. Kulit udang windu tidak elastis dan akan berganti kulit selama pertumbuhan. Frekuensi pergantian kulit ditentukan oleh jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, usia dan kondisi lingkungan. Setelah kulit lama terlepas udang windu dalam kondisi lemah karena udang baru belum mengeras. Pada saat ini udang mengalami pertumbuhan sangat pesat diikuti dengan penyerapan sejumlah air, semakin cepat udang berganti kulit maka pertumbuhan semakin cepat Murtidjo 2003. MANFAAT UDANG WINDU Udang windu merupakan komoditi ekspor perikanan utama yang mempunyai potensi cukup tinggi dan dagingnya gurih serta bergizi. Disamping itu udang tersebut sangat disukai karena seluruh tubuhnya dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kebutuhan ekonomi masyarakat, seperti kulitnya dapat dijadikan campuran pembuatan pelet, dagingnya dapat diolah sebagai bahan makanan seperti file udang, kerupuk, abon dan terasi Pratiwi, 2008. PERAN UDANG WINDU DI PERAIRAN Udang di ekosistem aslinya bersifat pemakan segala omnivora, detritus dan sisa-sisa organik lainnya baik hewani maupun nabati. Dalam mencari makan udang mempunyai pergerakan yang terbatas, tetapi udang selalu didapatkan di alam oleh manusia, karena udang mempunyai sifat dapat menyesuaikan diri dengan makanan yang tersedia di lingkungannya dan tidak bersifat memilih Pratiwi, 2008. PENULIS Sabrina Maysarah FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015 EDITOR Gery Purnomo Aji Sutrisno FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015 DAFTAR PUSTAKA Boyd, C. E. 1998. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama, USA Agricultural Experiment Station, Auburn University. Google image. 2015. diakses pada 10 november 2015 pukul 1800 wib Khairul, Amri. 2003. Budidaya Udang Vaname. Musida. 2015. Poernomo, Usaha Mini Hatchery dan Pertokolan Udang Windu, FaktorPendukung Strategis bagi Keberhasilan Budidaya Udang Pola Sederhana. Puslitbangkan. hal. Pratiwi, R. 2008. Aspek Biologi Udang Ekonomis Penting. Jurnal Oseana. 332 1-24. Sudarmini, E dan B. Sulistiyono, 1988. Biologi Udang Windu dan Perkembangannya. Balai Budidaya Air Payau Jepara. Zipcodezoo. 2015 diakses pada 10 november 2015 pukul 1900 wib
UdangWindu disebut juga dengan nama lain Giant Tiger (udang harimau raksasa, semacam udang harimau hitam, semacam udang pemimpin, sugpo dan semacam udang rumput) adalah suatu binatang laut, binatang berkulit keras yang secara luas dibesarkan untuk makanan. Distribusi yang alami di Pasifik barat Indonesia, berkisar antara pantai Afrika, dari Semenanjung Arab sampai Asia Tenggara, dan Laut Jepang. Ilustrasi udang balado petai. ©Shutterstock - Giant tiger prawn atau udang windu adalah jenis udang air tawar yang termasuk dalam keluarga Penaeidae. Nama "giant tiger prawn" merujuk pada ukuran yang besar dan corak warna yang bergaris-garis seperti harimau pada kulit udang ini. Udang windu memiliki ciri-ciri fisik seperti badan yang agak gepeng, panjangnya mencapai sekitar 25 cm, memiliki warna cokelat kehitaman, dan memiliki ekor yang lebih panjang daripada badannya. Udang jenis ini memiliki tekstur yang kenyal dan padat, serta cita rasa yang gurih sedikit manis. Tak heran, jika udang windu cocok diolah menjadi berbagai macam hidangan. Jika tertarik, terdapat beberapa cara memasak udang windu berbagai menu yang bisa Anda coba. Mulai dari udang windu bakar, sambal udang windu, udang windu pedas manis, udang windu saus padang, hingga udang windu goreng mentega. Sajian udang windu ini sangat cocok disantap dengan nasi hangat sebagai menu makanan sehari-hari. Namun, Anda juga bisa menyantapnya sebagai camilan lezat dan menyehatkan. Tak perlu khawatir, berbagai hidangan udang windu ini dibuat dengan bahan dan cara pengolahan yang sederhana dan mudah dipraktikkan. Dilansir dari Cookpad, berikut kami merangkum beberapa cara memasak udang windu berbagai hidangan bisa menjadi rekomendasi dari 3 halaman Resep Udang Windu Lezat Udang Windu Bakar Bahan 12 ekor udang windu Bumbu halus 8 siung bawang merah 8 siung bawang putih 10 cabai keriting merah 10 cabai kecil opsional Secukupnya terasi Bahan pelengkap Secukupnya gula merah 1 sdm saus tiram 1 sdm kecap manis 1/2 sdm gula putih Secukupnya garam Secukupnya penyedap/kaldu jamur Jeruk nipis Minyak goreng 2 sdm blueband Cara memasak udang windu Bersihkan udang windu dan belah menjadi 2, jangan sampai putus, cuci dengan air mengalir. Lumuri udang dengan sedikit garam dan kucuri dengan jeruk nipis. Blender bumbu halus dan tambahkan sedikit air. Tumis bumbu yang sudah diblender dengan minyak goreng hingga mulai asat kemudian masukkan gula merah, garam, gula putih, dan penyedap. Aduk terus hingga berubah warna, lalu masukkan kecap manis dan saus tiram, tes rasa. Jika bumbu terlalu kental dan kering bisa ditambahkan minyak goreng lagi. Dan terakhir masukkan 2 sdm blueband aduk hingga tercampur rata. Siapkan teflon antilengket, panggang udang di atas teflon dan oleskan bumbu bolak balik hingga berubah warna. Dan siap disajikan. Sambal Udang Windu Bahan 10 ekor udang windu, kupas bersihkan kotorannya. Cuci bersih Bumbu rendam udang Bawang putih Ketumbar Garam haluskan Sambal 15 cabai rawit sesuai selera, pedes lebih nikmat 5 cabai besar 6 siung bawang merah 5 siung bawang putih 2 buah tomat besar Terasi, gula, garam Cara memasak udang windu Goreng bawang, cabai, tomat, sampai layu lalu ulek bersama garam, gula, dan penyedap. Sisihkan. Rendam udang bersama bumbu, lalu goreng sampe airnya habis. Angkat masukkan dalam sambal yang sudah diulek. Selesai. Sajikan dengan nasi hangat. Udang Windu Pedas Manis Bahan 300 gr udang windu Jagung manis 1/2 bonggol, potong jadi 4 100 ml air Bahan membersihkan udang + marinasi 2 buah jeruk kunci 1 sdt garam Secukupnya air Bumbu iris 3 siung bawang putih 1/4 bawang bombay 4 buah bawang merah 2 lembar daun bawang 1 buah tomat ukuran kecil 1 buah cabai merah besar Bumbu tambahan 1 sdm gula pasir 3 sdm saus sambal 1 sdm saus tomat 1 sdm saus tiram Larutan maizena 2 sdm maizena Secukupnya air Cara memasak udang windu Bersihkan udang, berikan perasan jeruk untuk menghilangkan bau amis. Bilas, kemudian tambahkan garam dan sedikit air. Tunggu sekitar 15 menit. Goreng udang dalam minyak panas. Kemudian tiriskan. Boleh ganti minyak jika minyak terlalu amis, jika tidak bisa gunakan langsung Tumis bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay. Tambahkan cabai merah dan tomat. Tambahkan air. Tunggu mendidih, kemudian masukkan jagung. Sekitar 5 menit setelah jagung layu, tambahkan bumbu tambahan saus tomat, saus sambal, saus tiram dan gula pasir. Aduk rata, koreksi rasa. Tambahkan larutan maizena. Aduk rata. Kemudian masukkan udang goreng. Aduk. Siap disajikan. 3 dari 3 halaman Resep Udang Windu Menggugah Selera Udang Windu Saus Padang Bahan 250 gr udang windu 1 buah jagung 1/2 buah bawang bombay 1 batang daun bawang Bumbu halus 5 buah bawang merah 2 siung bawang putih 3 buah cabai rawit opsional 2 buah cabai merah keriting opsional 1 buah cabai merah besar 1 buah tomat 1 cm jahe 1/2 sdt garam 1 1/2 sdt gula 1/2 sdt merica 1/2 sdt kaldu bubuk/ kaldu jamur 1 sdm saus sambal 3 sdm saus tomat 1 sdm saus tiram 1 sdt soy sauce 1 sdm kecap manis Secukupnya air Cara membuat Buka sedikit kepala udang, cuci pada air mengalir sampai kotoran di kepala bersih. Kemudian tarik kotoran di punggung udang dengan bantuan tusuk gigi/ peniti. Lakukan sampai selesai. Kemudian cuci bersih. Sisihkan. Siapkan bumbu. Iris tipis bawang bombay dan daun bawang, potong-potong jagung sesuai selera. Haluskan bumbu halus. Tumis bumbu halus sampai harum dan set. Tambahkan irisan bawang bombay. Tumis sampai layu. Tambahkan saus tomat, saus sambal, saus tiram, soy sauce, dan kecap manis. Tambahkan sedikit air, aduk rata. Masukkan jagung dan udang. Tambahkan air secukupnya. Masak sampai udang dan jagung matang. Beri garam, gula, merica, dan kaldu bubuk/jamur. Koreksi rasa. Masukkan irisan daun bawang ketika kompor akan dimatikan. Aduk rata. Sajikan. Udang Windu Goreng Mentega Bahan 1/4 kg udang windu Secukupnya mentega blue band 1/2 bawang bombay 1 siung bawang putih 2 siung bawang merah 1 sdm saus tomat 2 sdm saus sambal 1 sdm kecap manis 2 sdm kecap asin Secukupnya garam Secukupnya gula Secukupnya daun bawang Cara memasak udang windu Bersihkan udang windu, buang kepalanya, cuci bersih, beri perasan jeruk nipis dan garam. Diamkan sejenak Goreng udang menggunakan sedikit minyak goreng dan margarin, goreng hingga kecokelatan Tumis bawang merah, bawang bombay, bawang putih hingga agak layu. Kemudian masukkan saus tomat, saus sambal, kecap asin, kecap manis, garam, gula, dan udang yang sudah digoreng. Tes rasa, biarkan bumbunya meresap, angkat. Udang goreng mentega siap disajikan. [ayi]
KATAKUNCI: budidaya, udang windu, penggunaan bakterin, probiotik, dan herbal PENDAHULUAN Bakteri sebagai salah satu penyebab terjadinya penyakit pada budidaya udang windu, di antara beberapa bakteri patogen spesies Vibrio adalah salah satu penyebab penyakit yang cukup banyak menyerang hewan budidaya seperti udang windu (Karunasagar et al
Jenis udang – Jika bicara soal makanan seafood pastinya tidak bisa dilepaskan dari yang namanya udang. Udang ini bisa diolah ke dalam jenis masakan, mulai dari masakan Asia hingga masakan Eropa. Oleh sebab itu, tak salah apabila udang diminati oleh banyak orang, bisa jadi kamu salah satu orang yang suka dengan olahan udang. Udang itu sendiri terdiri dari banyak jenis yang biasanya belum diketahui oleh banyak orang. Lalu, jenis udang apa saja? Kamu tak perlu bingung karena artikel ini akan membahas lebih jauh tentang udang, mulai dari pengertian, daur hidup, hingga jenis udang. Udang Adalah17 Jenis-Jenis Udang1. Udang Cokelat2. Udang Dogol3. Udang Flower4. Udang Galah5. Udang Jerbung6. Udang Karang/ Barong/ Lobster7. Udang Peci8. Udang Rebon9. Udang Ronggeng10. Udang Sikat/ Udang Kipas11. Udang Spot12. Udang Vaname/ Whiteleg13. Udang Windu14. Udang Hias Bamboo15. Udang Hias Black Rili16. Udang Hias Blue Bolt17. Udang Hias Blue PearlDaur Hidup UdangPenjelasan Ilmiah Tentang Udang1. Larva2. Zoea3. Ganggang4. Zooplankton5. EstuariKategori Ilmu Berkaitan Usaha / BisnisArtikel Hewan Ikan Udang Adalah Indonesia adalah negara kepulauan dengan begitu banyak laut yang terhampar. Maka dari itu, dengan terhamparnya banyak laut, maka produksi ikan di Indonesia sangat luar biasa banyaknya. Begitu juga dengan udang, banyak terdapat di laut Indonesia. Indonesia punya aneka jenis udang, seperti udang windu, galah, vaname, dan lain-lain. Apalagi udang termasuk salah satu jenis seafood yang disukai oleh banyak orang. Hewan air yang umumnya berukuran kecil ini mempunyai cita rasa khas dan bisa diolah dengan berbagai cara. Selain dikonsumsi, ada juga jenis udang hias yang biasanya dibudidayakan atau dikoleksi, bukan untuk dimakan. Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua “genangan” air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Banyak crustacea yang dikenal dengan nama “udang”. Misalnya mantis shrimp dan mysid shrimp, keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang sejati, tetapi berasal dari ordo berbeda, yaitu Stomatopoda dan Mysidacea. Triops longicaudatus dan Triops cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, dan sering disebut udang, walaupun mereka berasal dari Notostraca, kelompok yang tidak berhubungan. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa jenis udang yang perlu kamu ketahui. 1. Udang Cokelat Udang cokelat adalah jenis udang yang paling disukai dan populer di Amerika, banyak ditemukan di sepanjang pantai timur perairan Teluk Meksiko. Karakteristik udang cokelat mempunyai tekstur keras, cangkang yang berwarna merah kecokelatan serta memiliki cita rasa perpaduan manis dan asin. Sama seperti udang umumnya, ketika dimasak, udang cokelat akan berubah jadi merah muda. Biasanya, udang ini diolah dengan cara direbus atau dikukus agar dapat menikmati cita rasa alami udang cokelat. Panen udang cokelat biasanya dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus. 2. Udang Dogol Orang Indonesia menyebutnya sebagai udang dogol, sedangkan di Amerika disebut “pink shrimp” karena mempunyai tampilan yang berwarna merah muda agak kekuningan. Namun, ada juga udang dogol yang mempunyai warna kuning kehijauan. Udang dogol sering diolah menjadi salad udang karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar. Banyak juga yang menikmati udang dogol dengan dilumuri tepung, lalu digoreng dan cita rasanya sudah pasti enak. Udang dogol ditemukan melimpah di perairan Pantai Pangandaran, dan harganya pun sangat terjangkau. 3. Udang Flower Kalau Grameds mau menikmati olahan udang flower, bisa masuk ke resto Thailand. Dikarenakan jenis udang ini sering ditemukan dalam olahan masakan khas Thailand, mereka menyebutnya dengan nama Thai flower shrimp. Flower artinya bunga, diberi nama tersebut karena corak udang ini menyerupai bunga dengan permukaan kulit berwarna hijau kehitaman. Ciri khasnya ada corak garis-garis melintang berwarna cokelat pada kulitnya dan kakinya berwarna agak kemerahan. 4. Udang Galah Udang galah adalah jenis udang yang hidup di perairan tawar, sering juga disebut udang cokong. Ciri khasnya mempunyai warna kulit kebiruan dengan ukuran kepala yang besar serta mempunyai capit panjang. Udang jenis ini paling enak diolah dengan cara dibakar karena mempunyai tekstur kulit agar keras dan kokoh. Udang tawar mempunyai nama latin Macrobrachium Rosenbergii ini juga banyak ditemukan di perairan payau dengan salinitas 5 hingga 20 ppt. 5. Udang Jerbung Pernah mendengar nama udang jerbung? Karakteristik jenis udang ini memiliki permukaan kulit tipis dan licin berwarna putih kekuningan yang ada bintik bintik hijau. Panjang tubuhnya bisa mencapai 20 cm dengan tekstur tubuh padat. Grameds, bisa mengolah udang jerbung dengan digoreng, dipanggang, direbus atau dikukus untuk mempertahankan cita rasa alaminya. Karena permukaan kulitnya yang tipis, udang jerbung kurang cocok jika dimakan dengan cara dibakar, akan mudah gosong. Ada tiga varietas udang jerbung, yakni Pacific white, Chinese white dan Gulf white. 6. Udang Karang/ Barong/ Lobster Pasti Grameds pernah mendengar nama udang lobster, tapi ternyata nama sebenarnya adalah udang karang atau udang barong. Ukurannya sangat besar dengan bobot per bijinya bisa mencapai 2 kg untuk udang yang berukuran jumbo, sehingga termasuk salah satu jenis udang terbesar di dunia. Ciri khas dari udang karang ini mempunyai permukaan kulit yang berwarna hitam, cokelat hingga hijau dengan tekstur keras. Pengolahan udang karang paling mudah, bisa dengan direbus atau kukus dan ditambahkan perasan air lemon atau daun peterseli. 7. Udang Peci Kalau Grameds pernah makan bakwan udang, nah udang yang digunakan tersebut biasanya jenis udang peci. Ukurannya yang kecil membuat udang ini sering dimanfaatkan sebagai isian gorengan, seperti bakwan, rempeyek dan lainnya. Sementara di pasar internasional, udang peci disebut white shrimp. Ciri khas dari udang peci ini mempunyai permukaan kulit berwarna cokelat muda kekuningan dengan panjang tubuh sekitar 15-20 cm. Termasuk jenis udang yang ditemukan melimpah di perairan laut Indonesia. 8. Udang Rebon Meskipun memiliki ukuran tubuh yang kecil, tapi ternyata peminat jenis udang rebon sangat tinggi, bahkan hingga ke pasar internasional. Hal itu karena udang rebon merupakan bahan dasar pembuatan abon, ebi, terasi dan kerupuk. Ada juga yang menjualnya dalam bentuk udang kering. Udang yang rata-rata berukuran hanya sekitar 2 cm ini mempunyai kandungan gizi sangat tinggi. Panen udang rebon Indonesia paling banyak biasanya di perairan Pangandaran. 9. Udang Ronggeng Udang ronggeng cukup unik, karena mempunyai mata yang dapat berputar 360 derajat. Selain itu, udang yang mempunyai nama latin Lysiosquilla maculata ini memiliki duri cukup keras di bagian kepala dan antena. Permukaan kulit yang keras pada udang ronggeng mengandung zat kapur, bentuk tubuhnya mirip seperti mantis atau belalang sembah. Spesies udang ronggeng yang satu ini banyak ditemukan di daerah karang dan perairan yang ada batuan granit atau batuan vulkanik. Untuk melepaskan cangkangnya yang keras harus digunting dari bagian kanan atau kirinya. Kamu bisa mengkonsumsi udang ronggeng dengan dipanggang maupun digoreng. 10. Udang Sikat/ Udang Kipas Tampilannya mirip seperti lobster, tapi memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dan lebih lunak. Di pasaran, udang sikat juga dikenal dengan nama dagang Baby slipper lobster. Udang sikat atau udang kipas ini biasanya diolah menjadi masakan berbumbu pedas, asam manis, di santan, di balado atau saus padang. Salah satu wilayah di Indonesia yang dikenal sebagai daerah penghasil udang kipas adalah Demak, Jawa Tengah. 11. Udang Spot Masyarakat sering menyebut jenis udang spot ini dengan nama udang tutul, karena mempunyai corak dan warna seperti lobster. Ada juga yang menyebutnya sebagai lobster Alaska dengan ciri khas tekstur dagingnya lunak ketika dimasak. Udang spot agak sulit dibersihkan karena mempunyai cangkang mudah pecah menjadi potongan-potongan kecil jika tidak dilakukan dengan hati-hati. 12. Udang Vaname/ Whiteleg Udang vaname adalah jenis udang yang sering dibudidayakan karena termasuk bernilai ekonomis tinggi di pasar Internasional. Masyarakat Indonesia sendiri biasanya membudidayakan udang vaname di kolam atau tambak. Keunggulan udang vaname atau whiteleg yakni mempunyai tekstur daging empuk dan enak ketika dimakan. Selain dibudidayakan, udang yang mempunyai nama latin Litopenaeus vannamei ini banyak ditemukan di perairan tropis. Laju pertumbuhannya cepat dan kelangsungan hidupnya yang tinggi membuat udang vaname memang jadi pilihan tepat untuk dibudidayakan. 13. Udang Windu Udang windu sering juga disebut udang pancet atau tiger shrimp dan udang ini sebagai salah satu komoditi hasil laut bernilai komersial tinggi di kawasan Asia. Jenis udang yang biasanya berukuran relatif besar ini ditemukan melimpah di perairan pantai Asia Tenggara, Asia Selatan, Australia, dan Afrika Timur. Karakteristik dari udang windu ini mempunyai permukaan kulit keras dan tebal dengan warna hijau kebiruan. Udang windu adalah udang yang enak ketika diolah untuk tempura udang, sate udang dan kari udang. Udang windu termasuk jenis udang yang mahal dengan harga per kilogramnya mencapai 100 ribuan. 14. Udang Hias Bamboo Selain membahas tentang jenis udang yang dapat dikonsumsi, kami juga akan mengulas tentang jenis jenis udang hias populer. Salah satunya adalah udang bamboo bamboo shrimp dengan karakteristik permukaan tubuhnya seperti bambu. Udang bambu tumbuh optimal di perairan bersuhu 24–28 derajat Celcius dengan pH air 7-7,5. Udang hias ini biasanya diletakkan di akuarium karena dapat membersihkan alga dan plankton. Selain itu, udang bamboo juga memiliki sifat yang cenderung tenang karena dapat hidup berdampingan dengan biota air lainnya. 15. Udang Hias Black Rili Nama latin udang ini adalah Neocaridina davidi, mempunyai ciri khas corak tubuh didominasi dengan warna hitam. Udang hias Black Rili bisa berkembang dengan baik di lingkungan air dengan suhu sekitar 18-28 derajat celcius. Coraknya yang sangat cantik dan eksotis, udang ini banyak diperjualbelikan untuk keperluan aquascape. Neocaridina davidi merupakan spesies udang perairan tawar. 16. Udang Hias Blue Bolt Jenis udang hias lainnya datang dari keluarga Caridina cantonensis, sulit dijumpai di toko ikan lokal karena berasal dari Tiongkok Selatan. Warna udang blue bolt sangat menawan dengan kepala berwarna biru-hijau cerah yang bergradasi ke warna putih krem mendekati ekor. Dengan warna yang mencolok, udang blue bolt terlihat sangat menarik dan luar biasa di dalam akuarium. Namun, perawatan udang blue bolt harus penuh perhatian dan berhati-hati agar udang bisa bertahan hidup lama, terutama penyediaan air yang bersih yang harus selalu diperhatikan. 17. Udang Hias Blue Pearl Ada juga jenis udang hias lainnya, yaitu udang blue pearl yang mempunyai nama latin Neocaridina denticulate dengan ciri warna tubuh biru muda seperti mutiara. Udang hias blue pearl mempunyai sifat yang tidak agresif dan akan memakan alga-alga yang menempel di dinding akuarium. Mereka bisa tumbuh optimal di perairan dengan pH 6,5 hingga 7,5 serta bersuhu 20 hingga 26 derajat celcius. Saat ini, budidaya udang sudah cukup banyak diminati oleh banyak orang. Jika ingin membudidaya udang, maka kamu perlu mengetahui lebih banyak tentang udang yang bisa diperoleh dengan membaca buku. Grameds akan mendapatkan lebih banyak informasi seputar udang dengan membaca buku yang tersedia di Daur Hidup Udang Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Udang betina mampu menelurkan hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva nauplius. Nauplius kemudian bermetamorfosis memasuki fase kedua yaitu zoea jamak zoeae. Zoea memakan ganggang liar. Setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis jamak myses. Mysis memakan ganggang dan zooplankton. Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pasca larva, yaitu udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk diperdagangkan, dan disebut sebagai benur. Di alam liar, pasca larva kemudian bermigrasi ke estuari, yang sangat kaya akan nutrisi dan bersalinitas rendah. Di sana mereka tumbuh dan kadang-kadang bermigrasi lagi ke perairan terbuka di mana mereka menjadi dewasa. Udang dewasa merupakan hewan bentik yang utamanya tinggal di dasar laut. Penjelasan Ilmiah Tentang Udang 1. Larva Larva dalam bahasa patin larvae adalah bentuk muda juvenile hewan yang perkembangannya melalui metamorfosis, seperti pada udang, serangga dan amfibi. Bentuk larva dapat sangat berbeda dengan bentuk dewasanya, misalnya udang, ulat dan kupu-kupu yang sangat berbeda bentuknya. Larva umumnya memiliki organ khusus yang tak terdapat pada bentuk dewasa dan juga tidak memiliki organ tertentu yang dimiliki pada bentuk dewasa. Suatu tahapan hidup disebut larva apabila dalam bentuk itu memiliki aktivitas yang tinggi khususnya dalam bergerak dan mencari makanan. 2. Zoea Zoea adalah stadium lanjut dari sebagian larva kelompok Crustacea udang-udangan. Pada stadium ini, sistem pencernaan larva mulai terbentuk dalam bentuk sangat sederhana. Zoea memakan plankton yang berada di sekitarnya dengan cara menyaringnya dari air di sekitar larva tersebut. 3. Ganggang Ganggang atau ganggeng merujuk pada semua vegetasi yang tumbuh di air baik air tawar maupun air laut, khususnya yang cukup besar dapat dilihat mata telanjang, seringkali membentuk massa yang besar dan memanjang berbentuk berkas. Istilah ini tidak memiliki makna biologi, tetapi biasa digunakan pengguna transportasi perairan untuk menghindari wilayah yang sulit dilayari. Istilah ganggang dalam biologi pernah dipakai untuk menyebut kelompok organisme rendah seperti alga. Akan tetapi, sebutan itu mendapat pertentangan karena sejumlah anggota tumbuhan berbunga di perairan juga disebut sebagai ganggang seperti Hydrilla, Ceratophyllum, dan Cabomba. Untuk mencegah kesalahpahaman, istilah “ganggang” sekarang dihindari dalam konteks botani. 4. Zooplankton Zooplankton adalah plankton heterotrofik. Plankton adalah organisme yang ada di lautan dan permukaan air tawar. Kata “zooplankton” berasal dari bahasa Yunani, yaitu zoon, yang berarti “binatang” dan planktos, yang berarti “pengembara” atau “drifter“. Jadi, individu zooplankton biasanya mikroskopis, tetapi beberapa seperti ubur-ubur lebih besar dan bisa dilihat dengan mata telanjang. 5. Estuari Estuari adalah badan air setengah tertutup di wilayah pesisir, dengan satu sungai atau lebih yang mengalir masuk ke dalamnya, serta terhubung bebas dengan laut terbuka. Kebanyakan muara sungai yang mengarah ke laut akan membentuk estuari. Namun tidak demikian jika bermuara ke danau, waduk, atau ke sungai yang lebih besar. Zona bentik merupakan wilayah ekologi pada bagian terendah atau dasar dari suatu perairan, seperti laut atau danau, termasuk permukaan sedimen dan lapisan di bawah permukaan. Organisme yang hidup di zona ini disebut bentos, misalnya kumpulan avertebrata bentik, termasuk krustasea dan polychaetes. Umumnya, organisme-organisme ini memiliki hubungan dengan zat-zat yang berada atau secara permanen menempel pada lantai dasar. Lapisan tanah terluar dibentuk oleh massa air, lapisan batas bentik dan merupakan bagian integral dari zona bentik, karena sangat mempengaruhi aktivitas biologis yang terjadi di sana. Contohnya adalah pasir di dasar, singkapan, terumbu karang dan lumpur. Sebagai SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Yufi Cantika Sukma Ilahiah ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Salahsatu penyebab pembuahan telur tidak terjadi secara sempurna adalah kualitas spermato-zoa udang windu yang mengalami penurunan. Penurunan mutu spermatozoa udang mendorong apabila diberi zat pewarna dan spermatozoa mati memperlihatkan warna biru kehitam-hitaman disebabkan selaput luar spermatozoa telah mati (Lante & Haryanti, 2005 Tahukah Anda mengenai Klasifikasi, Morfologi, dan Harga Udang Windu? Udang windu adalah salah satu komoditas udang asli dari Indonesia yang banyak dipilih untuk dibudidayakan. Klasifikasi, Morfologi, dan Harga Udang Windu Saat ini, produksi udang windu jauh lebih sedikit daripada udang vannamei, namun permintaan pasar tergolong cukup tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produksi maka diperlukan ketersediaan bibit dan benih yang cukup memadai dan berkelanjutan. Menurut Food and Agriculture Organization FAO – salah satu organisasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB – pada tahun 2008 menyebutkan bahwa udang windu merupakan salah satu komoditas unggul di Asia. Udang windu memiliki nama Latin Penaeus monodon Fabricius, dengan nama Inggrisnya yaitu giant tiger prawn atau tiger prawn. Udang jenis ini termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, subfilum Crustacea, kelas Malacostraca, ordo Decapoda, famili Penaeidae, genus Penaeus, dan spesies Penaeus monodon. Secara resmi diberikan nama Latin Penaeus monodon Fabricius, kata Fabricius pada kata ketiganya diambil dari Johan Christian Fabricius, orang yang pertama kali menemukan jenis udang ini pada tahun 1798. Morfologi Udang WIndu 1. Dua Bagian Tubuh Udang Udang windu memiliki struktur tubuh yang sama dengan struktur tubuh udang pada umumnya. Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian cephalotorax atau bagian kepala sampai dada dan bagian abdomen atau bagian perut sampai ekor. Bagian cephalotorax dibungkus oleh sebuah lapisan kitin yang tebal yang disebut dengan carapace. Carapace merupakan tulang eksoskeleton yang strukturnya sangat keras. Bagian kepala ini terdiri dari rostrum yang merupakan perpanjangan carapace di depan mata, dengan matanya berupa mata facet yang bertangkai dan dapat digerakkan. Pada bagian kepala juga terdapat enam sampai delapan gigi belakang, dan dua sampai empat gigi depan yang bengkok seperti sigmoid. 2. Bagian Cephalatorax Bagian cephalotorax ini terdiri dari 13 ruas, yaitu lima ruas kepala dan delapan ruas dada. Selain terdapat carapace, rostrum, dan mata facet, pada bagian cephalatorax ini juga memiliki sungut kecil antennule, sungut besar antenna, sirip kepala scophocerit, rahang mandibula yang kuat, dan alat pembantu/penyangga rahang maxilla. Pada alat bantu penyangga rahang, terdapat bagian yang bernama maxilliped dan kaki jalan periopod. Maxilliped terdiri atas tiga pasang, sementara periopod sebagai kaki pada udang terdiri atas lima pasang, tiga pasang kaki jalan yang pertama memiliki capit yang bernama chela. Pada bagian dalam dari bagian kepala dan dada ini juga terdapat jantung dan pankreas yang bernama hepatopankreas. 3. Bagian Abdomen Bagian abdomen terdiri dari enam ruas yang berbentuk seperti genteng. Pada bagian abdomen terdapat lima pasang kaki renang pleopods dan satu pasang ekor uropods. Uropods bersama dengan telson membentuk sebuah bagian baru yang berbentuk kipas yang berfungsi sebagai alat kemudi udang. Telson yang bergabung dengan uropods ini merupakan telson yang bukan digunakan sebagai pertahanan diri, sehingga telson tersebut tidak berduri. Secara fisik, bagian abdomen memiliki struktur kulit yang keras, tebal, berloreng-loreng, dan berbuku-buku. Warna lorengnya cukup bervariasi, biasanya berwarna hitam dengan garis-garis putih. Pada bagian dalam abdomen, warnanya cukup bervariasi, biasanya warnanya hitam kekuningan atau biru kekuningan. 4. Kulit pada Bagian Abdomen Kulit pada bagian abdomen ini melakukan aktivitas moulting secara berkala, dimana aktivitas tersebut merupakan kegiatan dimana ia secara otomatis berganti kulit luar dalam jangka waktu tertentu. Bagian abdomen ini dibentuk oleh dua cabang tubuh yaitu cabang eksternal exopodite dan cabang internal endopodite. Setiap pleopods dilengkapi dengan cabang eksternal, kecuali pada pleopods pasang terakhir. Udang windu memiliki sifat kanibal, yaitu bisa memakan udang lainnya apabila kurang diberikan pakan. 5. Alat Reproduksi Alat reproduksi terletak pada bagian abdomen, tepatnya pada pleopods. Pada udang windu jantan, alat kelaminnya bernama petasma dan terletak pada pleopods pertama. Sementara pada betina, alat kelaminnya bernama telisium yang berada diantara pleopods keempat dan kelima. Pada betina, selain terdapat telisium juga terdapat lubang saluran kelamin yang berada di pangkal pleopods ketiga. 6. Ukuran Udang windu tergolong berukuran cukup besar jika dibandingkan dengan jenis udang lainnya, dengan panjang bisa mencapai 130 mm. Pada saat udang mencapai kematangan seksual, panjang carapace udang betina berkisar antara 47 – 164 mm dan panjang carapace udang jantan berkisar antara 37 – 71 mm. Secara umum, udang betina berukuran lebih besar daripada udang jantan, dengan panjang udang betina berada diantara 164 – 190 mm bahkan bisa mencapai 330 – 336 mm dengan beratnya 200 – 320 gram. Sementara pada udang jantan, panjangnya berada diantara 134 mm – 140 mm dengan beratnya 100 – 170 gram. Harga Udang Windu Harga udang windu dapat terbilang cukup mahal jika dibandingkan dengan jenis lainnya, seperti udang vaname dan udang galah. Hal ini disebabkan karena ia memiliki rasa yang lebih enak saat dikonsumsi jika dibandingkan dengan udang lainnya. Biasanya udang windu dijual berdasarkan panjang tubuhnya, namun panjang tubuh tidak selalu berbanding lurus dengan harganya. Rata-rata harga udang windu per kilogramnya dengan yang paling murah yaitu jenis pancet berukuran 300 mm dengan harga Sedangkan yang paling mahal adalah jenis pancet berukuran 250 mm dengan harga Baca Juga Cara Budidaya Udang Windu UdangWindu adalah merupakan komoditas produk hasil budidaya air payau yang mempunyai nilai ekonomi sangat tinggi karena merupakan salah satu andalan ekspor non migas yang sedang digalakan Pemerintah, dalam hal ini Departemen Kelautan dan Perikanan RI. Warna air yang baik adalah hijau muda dan hijau kecoklatan yang menunjukkan dominasi

Udang windu adalah salah satu jenis udang yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Udang windu memiliki warna yang berbeda-beda, berkisar dari warna putih, merah, hijau, kuning, dan juga hitam. Warna yang dominan pada udang windu adalah warna biru, yang membuatnya terlihat semakin indah. Udang windu juga memiliki warna bahu yang sangat unik dan beragam. Warna bahu udang windu merupakan salah satu fitur yang menjadi ciri khas dari jenis udang ini. Warna bahu udang windu dapat berkisar dari coklat muda, ungu, hijau, dan merah. Warna bahu udang windu juga bisa bervariasi dari abu-abu kecoklatan hingga ungu gelap. Namun, warna yang paling banyak dijumpai adalah warna coklat muda dan ungu. Tidak semua udang windu memiliki warna bahu yang sama. Beberapa udang windu mungkin memiliki warna bahu yang berbeda-beda. Beberapa udang windu mungkin memiliki warna bahu yang lebih gelap, sedangkan yang lainnya mungkin memiliki warna bahu yang lebih terang. Beberapa udang windu juga memiliki warna bahu yang berwarna abu-abu kecoklatan. Beberapa orang mempercayai bahwa warna bahu udang windu dapat memberikan petunjuk tentang jenis udang yang dimiliki. Namun, ini bukan hal yang pasti dan selalu benar. Meskipun demikian, ada beberapa warna bahu udang windu yang lebih umum ditemukan dibandingkan dengan yang lainnya. Warna-warna ini biasanya berupa coklat muda, ungu, hijau, dan merah. Apa Manfaat Warna Bahu Udang Windu? Warna bahu udang windu dapat memberikan banyak manfaat. Salah satunya adalah meningkatkan nilai ekonomi udang windu. Warna bahu yang unik dan beragam dapat meningkatkan nilai ekonomi udang windu karena dapat menjadi ciri khas dari jenis udang ini. Dengan adanya ciri khas ini, udang windu dapat lebih mudah dijual di pasar. Selain itu, warna bahu udang windu juga dapat menambah nilai estetika dari udang windu. Dengan warna bahu yang beragam, udang windu dapat terlihat lebih indah dan menarik. Ini bisa menjadi alasan yang kuat untuk memelihara udang windu dalam jumlah yang lebih banyak. Warna bahu udang windu juga bisa menjadi indikator kesehatan udang tersebut. Warna bahu yang lebih terang atau lebih gelap dapat menunjukkan kondisi kesehatan udang tersebut. Perubahan warna bahu yang cepat atau signifikan juga bisa menjadi tanda bahwa udang tersebut sedang sakit atau mengalami stres. Cara Memelihara Udang Windu Udang windu adalah salah satu jenis udang yang cukup mudah dipelihara dan membutuhkan perawatan yang sederhana. Namun, untuk menjaga agar udang windu tetap sehat dan berkembang dengan baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, udang windu harus dipelihara di air yang bersih dan jernih. Kedua, udang windu harus diberi makanan yang cukup dan bergizi. Terakhir, udang windu harus dipelihara dengan suhu air yang stabil. Selain itu, untuk menjaga agar warna bahu udang windu tetap tetap terjaga dan tidak mengalami perubahan, Anda harus memastikan bahwa ikan ini mendapatkan nutrisi yang cukup. Anda juga harus menjaga agar ikan ini tidak terkena stres dan tidak terpapar sinar matahari dengan berlebihan. Hal ini akan membantu udang windu tetap sehat dan warna bahunya tetap terjaga. Warna bahu udang windu adalah salah satu ciri khas yang dimiliki oleh udang windu. Warna bahu udang windu dapat bervariasi dari coklat muda, ungu, hijau, dan merah. Warna bahu udang windu dapat meningkatkan nilai ekonomi dan estetika udang tersebut. Namun, untuk memastikan warna bahu udang windu tetap terjaga, Anda harus menjaga agar ikan ini mendapatkan nutrisi dan perawatan yang cukup.

Sebelumbanyak terjangkit penyakit bintik putih (white spot), udang windu adalah primadona udang budidaya di Indonesia. Udang windu betina memiliki panjang hingga 33 cm, bobot 200 - 300 gram. Udang windu jantan panjangnya 25 cm dengan bobot 100 - 170 gram. Ukurannya yang besar menjadi favorit konsumen karena memiliki daging yang banyak.
Udang merupakan salah satu komoditi ekspor perikanan yang paling utama di Indonesia. Jenis udang yang banyak dibudidayakan adalah udang vaname dan udang windu. Udang windu sendiri merupakan udang asli dari Indonesia. Udang windu yang juga dikenal dengan sebutan black tiger shrimp memiliki ukuran tubuh 35 cm dan berat sekitar 260 gram. Harga jualnya sedikit lebih tinggi dari udang vaname, sehingga banyak yang melakukan budidaya udang windu. Udang windu memiliki nama latin Panaeus monodon. Udang asli Indonesia ini memiliki ciri-ciri tubuh berupa warna hijau kebiruan, kulit tubuh yang keras, serta memiliki loreng-loreng besar selayaknya macan. Habitat udang windu dewasa adalah di tengah laut yang dalam, sedangkan saat sebelum masa dewasa, udang windu tinggal di perairan dangkal atau di tepi pantai. Budidaya udang windu sendiri bisa dibilang cukup sulit daripada budidaya udang vaname asal Amerika. Dikarenakan varietas ini rentan dengan penyakit bercak putih. Meski begitu budidaya udang windu memiliki prospek yang cerah di masa depan. Tentu saja supaya budidaya dapat berhasil hingga memberikan keuntungan, diperlukan ketekunan serta pengetahuan kebiasaan udang windu serta teknik budidaya yang tepat. Cara budidaya udang windu dapat disimak selengkapnya berikut ini. Udang windu merupakan varietas udang asli Indonesia yang habitat aslinya berada di air laut atau di air payau. Akan tetapi varietas udang ini juga dapat dibudidayakan di air tawar. Budidaya udang windu dilakukan di tambak, sayangnya hasil panennya tidak bisa memiliki ukuran panjang tubuh dan berat yang sama dengan udang windu di laut. Baca Juga Cara Budidaya Udang Air Tawar yang Telah Terbukti Sukses 1. Mempersiapkan Tambak Sumber Langkah pertama dalam budidaya udang windu adalah mempersiapkan tambak. Persiapan tambak itu sendiri dimulai dari pemilihan lokasi. Lokasi yang sangat mendukung untuk perkembangbiakan udang windu adalah di dalam kondisi air payau, maka dari itu disarankan memilih lokasi yang memiliki sumber daya air payau yang melimpah, diantaranya adalah di dekat pantai. Selain itu, dalam pemilihan lokasi budidaya sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut Daerah yang dipilih adalah di sepanjang pantai, atau setidaknya beberapa meter dari permukaan laut pantai, dengan suhu rata-rata 26 sampai 32 derajat tanah liat berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 20%, akan tetapi pasir mudah dipadatkan sehingga dapat menahan serta air di sekitar lokasi tambak harus cukup baik supaya udang windu dapat menghasilkan panen yang harus dibangun dengan kuat, padat, tidak bocor dan bisa tahan erosi yang digunakan untuk budidaya adalah air payau dengan salinitas 15 sampai 35 ppt, kadar oksigen terlarut minimum 3 ppm, pH air sekitar 7,5 sampai 8,5 dan air harus bebas dari pencemaran. Setelah lokasi yang tepat telah didapat, berikutnya adalah membuat tambak budidaya. Berikut hal-hal penting yang harus diperhatikan saat membuat tambak Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan, tak terkecuali alat pengukur kadar untuk memastikan kualitas air dan yang dibuat adalah sebanyak 3 tambak. Yakni tambak pendederan, tambak gelondongan, dan tambak pembesaran. Tiap tambah memiliki pintu air sendiri, keran dan selokan untuk proses pengaliran air. Bangun pematang dengan tinggi 50 cm di atas permukaan air di sekeliling tambak dengan ukuran lebar 2 m, serta bangun juga pematang sebagai pemisah tiap dibuat bersebelahan dengan tinggi yang berbeda. Buat 1 buah kanal di tambak paling tinggi, dan 1 kanal di tambak paling rendah untuk keluarnya air. Buat pintu air antar tambak 1 & 2, begitupula antar tambak 2 dan 3 untuk memudahkan pengaturan sirkulasi air di dalam tambak budidaya. 2. Mengolah Lahan Sebelum mengisi tambak dengan air, lakukan pengolahan lahan terlebih dahulu dengan mengeluarkan lumpur dengan dicangkul atau disedot dengan pompa air. Kemudian lakukan pembalikan tanah di dasar tambak dengan dicangkul atau dibajak supaya terbebas dari gas yang bersifat beracun dan amoniak. Lakukan juga pengapuran untuk menetralkan keasaman tanah. Dosisinya 1 ton/ha. Kemudian lakukan pengeringan hingga tanah untuk membunuh bibit penyakit. 3. Memasukkan Air Lahan dibiarkan selama 3 hari sebelum tambak diisi air. Pemasukan air dilakukan bertahap, pertama-tama isi sampai setinggi 10-25 cm, biarkan selama beberapa hari supaya bibit-bibit plankton tumbuh. Kemudian air dimasukkan lagi hingga minimal 80 cm. Baca Juga Jurus Sukses Belajar Budidaya Udang Vaname Auto Untung Besar 4. Pemilihan Benur Sumber Benur atau benih udang windu dapat dibeli di tempat-tempat pembenihan. Pilihlah benur yang memiliki tingkat daya tahan tinggi, aktif bergerak, fisiknya berwarna tegas, sehat, alat tubuh lengkap dan tahan terhadap adaptasi perubahan lingkungan. Benur harus dilakukan pengujian dengan cara diletakkan dalam baskom, beri air, lalu aduk air dengan cukup kencang selama 1-3 menit. Pilihlah benur yang tetap aktif bergerak setelah air putaran berhenti. Benur dipilih yang ukurannya sama, baik benih yang masih post larva atau benih yang sudah besar atau juvenil. 5. Penebaran Benih Benur ditebar setelah plankton sudah tumbuh, ditandai dengan kecerahan air kurang dari 30-40 cm. Penebaran benih dilakukan saat pagi atau sore hari. Penebaran benih harus dilakukan secara bertahap. Dimulai dari merendam plastik wadah benur selama 15-30 menit dalam tambak. Setelah itu plastik dibuka dan dilipat bagian ujungnya, biarkan tetap terapung selama 15-30 menit untuk adaptasi udara. Berikutnya percikkan air tambak ke plastik selama 10 menit, supaya terjadi pencampuran air dan benur dapat melakukan adaptasi dengan salinitas air tambak. Selanjutnya benur dapat dikeluarkan dengan membiarkan benih keluar dengan sendirinya. 6. Pemeliharaan Setelah itu yang dilakukan adalah pemeliharaan serta pemberian pakan. Pemeliharaan yang harus dilakukan diantaranya Memperhatikan kualitas air agar tetap stabil dengan menambah atau mengganti air dengan pemupukan untuk mendorong pertumbuhan makanan alami. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang 250gram/m2, TSP 5gram/m2, dan urea 5gram/ dapat berupa pakan alami dari udang itu sendiri atau plankton dan sisa tumbuhan dan hewan yang membusuk di tambak. Udang windu yang mulai dewasa akan memakan daging binatang lunak seperti kerang pakan tambahan saat masa pemeliharaan sudah 3 bulan, berupa campuran dedak halus dengan ikan cincang rucah, siput, ketam, siput, diberikan untuk proses pembesaran. Diberikan sebanyak 4-6 kali dalam sehari dengan takaran 15-20% dari total berat tubuh benur. Untuk dewasa, berikan 5-10% dari berat tubuh per hama dan penyakit. Baca Juga 7 Tips Cara Merawat Udang Hias Di Akuarium 7. Pemanenan Sumber Udang windu dipanen di usia sekitar 5-6 bulan, dengan berat rata-rata 8 ons per ekor. Panen dilakukan di malam atau dini hari dengan menebar jala. Biasanya harga jual udang windu per 1 kilogramnya adalah dapat lebih tinggi atau lebih rendah tergantung dari dinamika harga di pasaran. Demikian penjelasan dari langkah cara budidaya udang windu. Semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis. You may also like About the author Situs yang Membahas tentang Cara Merawat Tanaman, Cara Merawat Hewan, Cara Merawat Tubuh dan Cara Merawat Benda.
Udangwindu adalah 19-35. Udang Windu By Putrajember999 . Sesuaikan tahapan budidaya dengan kondisi musim di daerah anda misalnya jangan melakukan tahapan awal budidaya pada musim hujan. Udang windu adalah. Udang windu berkembang biak dalam kondisi air payau maka lokasi yang paling cocok untuk membudidayakan udang windu adalah di dekat pantai. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 202957 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d85ce4e5ac00a47 • Your IP • Performance & security by Cloudflare .
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/567
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/241
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/18
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/591
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/123
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/225
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/831
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/298
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/403
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/129
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/290
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/318
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/716
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/806
  • ejsfl5h6ei.pages.dev/230
  • warna bahu udang windu adalah